Keindahan Misool Raja Ampat
Balbulol Misool

Real Hidden Heaven, Misool Raja Ampat

Harfat Jaya Misool Raja Ampat

Sudah lama saya dan istri menghindari untuk menjelajah Raja Ampat, mungkin alasanya kurang masuk akal, yaitu ketakutan kalau sudah ke Raja Ampat maka hasrat untuk explore akan hilang, karena keindahan Raja Ampat yang tiada banding,

Tetapi atas ajakan teman sesama traveller yang biasa kumpul di Facebook, maka kami tidak bisa menolak ajakan open trip ke Raja Ampat, bukan Raja Ampat Utara yang lebih terkenal dengan Wayag, tetapi Raja Ampat Selatan yang terkenal dengan Misool,

Kalau dilihat dari peta, posisi Misool ada di Semenanjung Kepala Burung Papua tetapi bagian selatan, lebih berdekatan dengan Ora, Pulau Seram, Maluku. Kami memilih open trip karena transportasi ke Misool terbatas, dan kalau mau backpacker harus sewa boat dan minimal 20 orang untuk mengurangi cost menjadi lebih murah, kalau backpacker sendiri ke Raja Ampat terutama Misool masih terlalu banyak tantangan kalau tidak bisa di bilang sulit,

Penerbangan dari Balikpapan, transit di Makasar dan ke Sorong tidak perlu di ceritakan, yang jelas melelahkan kantong dan fisik, sesampai di Sorong jam 7 pagi, langsung berkumpul 24 orang traveller yang saya rasa sudah pernah/biasa keliling daerah terpencil, karena Raja Ampat rata rata adalah final destinasi, dan perkiraan saya tidak meleset, saya bersama istri akhirnya berkenalan dengan beragam profesi tetapi rata rata sudah melanglang indonesia timur, dan biasa traveller ke lokasi non mainstream,

Kita langsung kepelabuhan terdekat di Sorong dan bertolak ke Misool, menggunakan kapal boat dengan kapasitas 25 penumpang, Perjalanan dari Sorong ke Misool ditempuh dengan waktu kurang lebih 4 jam. Berhubung posisi Misool ada di selatan dan berbatasan dengan laut bebas, lumayan juga gelombangnya, walupun biasanya mei itu harusnya belum berombak tetapi ombak sudah mulai agak besar, terasa sekali seperti naik kora kora yang berada di tengah laut, dan sepanjang jalan tidak melihatv kapal lain satupun. Yaakk…, our adventure start form today….(misool tidak bisa di datangi bulan juni – september karena angin selatan dg ombak besarnya)

Pulau pertama yang kami kunjungi setelah 4 jam berlayar dengan speed kecepatan penuh adalah Pulau Banos, pulau yang memiliki pantai landai ini menjadi tempat makan siang kami, walaupun hanya untuk makan siang di pantai tepi tebing, tetapi keindahan Misool sudah mulai terasa, laut gradasi biru yang bening, pantai putih dan tebing karst yang indah. Pulau kecil ini juga memiliki tebing karang,

Dari pulau Banos perjalanan kami lanjutkan ke sebuah pulau dengan gua karst yang masih sangat alami. Caving dimulai, harus berhati hati karena kepala bisa nyenggol stalagtit. Dalam gua ini ada batu yang menyerupai seorang putri yang sedang termenung, maka disebutlah gua ini Gua Putri Termenung. Explore keluar masuk gua yang kadang sempit dan kadang luas yang indah menjadi kelebihan Misool dibandingkan Wayag,

Dari gua perjalanan dilanjutkan ke Kampung Harapan Jaya, tempat kami menginap. Karena di Misool penginapan sangat terbatas, kami menyewa rumah penduduk selama 5 hari 4 malam. Sampai di dermaga, kami disambut oleh rombongan anak2 yang keren (saya bilang keren karena mereka seperti atlit loncat indah semua dan pamer kepada kita saling loncat). Setelah bersih badan plus menikmati cemilan dari ibu pemilik rumah yang kami tempati, kami balik ke dermaga. Menunggu sunset, sambil menikmati suguhan loncat indah alami…, wah benar benar bikin sirik gaya renangnya , kampung Harapan Jaya adalah kampung muslim, listrik hanya nyala dari 6pm-6am saja. Jadi siapkanlah power bank yg cukup agar gadget tetap eksis selama trip. Operator satu2nya yang sampai di wilayah ini hanya Telkomsel, walaupun kadang agak lambat tetapi bisa digunakan untuk akses internet. Kami ber 24 tidur dalam satu ruangan besar di lantai atas yg tiap orang ada matrasnya, dengan ac dari pintu dan jendela dari angin laut yang kencang sekali, not bad untuk melihat keindahan Indonesia,

Hari kedua ternyata cuaca tidak mendukung, gerimis sejak subuh dan sampai pagi, padahal kemana kita akan pergi tergantung dari cuaca dan ombak laut hari ini. Excited deh pokoknya. Karena cuaca maka rencana di rubah, hari ini menuju kelokasi yang tidak tergantung cuaca, maka Kami menuju gua peninggalan kerajaan Misool (Gua Keramat) yang ditempuh dari Desa Harapan jaya sekitar 2 jam, menyusuri gua dengan berenang karena guanya di genangi oleh air tawar yang dingin (bagi yang bisa berenang), kalau tidak bisa snorkling bisa dengan live jacket menuju danau air tawar yang ada di tengah pulau dengan sedikit trekking. Setelah gua keramat ini kami menuju gua Tengkorak, wah gak ada pantainya untuk sandar perahu, kapal merapat ke tebing dan langsung meloncat ke mulut gua yg sempit. Cuma keberadaan sisa2 tulang belulang manusia purba ini makin berkurang karena ada aja yang bawa pulang. Ini bagian yang menyebalkan dari pariwisata di Indonesia.

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke pulau2 batu yang memiliki bekas2 jaman prasejarah, ada gambar telapak tangan, burung, dan benda2 lainnya, lukisan ini yang menarik bagi saya karena sama dengan yang saya lihat di Karst Sangkulirang (gua Tewet) dan Leang Leang (Sulsel) yang merupakan bukti migrasi manusia purba 10,000 tahun yang lalu dari asia ke australia dan lewat indonesia, satu lagi kelanjutan cap telapak tangan purba ada di kaimana, muna dan kei

Tapi trekking yang berkesan hari ini adalah menuju danau ubur2 yang tidak menyengat seperti di Kakaban dan Togean. Danau air tawar yang penuh ubur2 ini sungguh luar biasa, dari permukaan saja sudah sangat banyak terlihat. Begitu kami masuk dan snorkeling waahh.., amazing sekali didalamnya. Berenang di danau ini dilarang pakai fin karena bisa melukai ubur2. jumlah ubur2 di Misool ini jauh lebih banyak dan lebih cantik, melihat ubur ubur tidak menyengat ini juga yang menjadi keputusan kami ke Misool (Ini juga bisa ditulis khusus, berenang dengan ubur ubur tidak menyengat di Kakaban, Togean dan Misool), info akhir tahun lalu ubur ubur yg banyak itu hilang semua, diprediksi mati, sedih mendengar berita tsb.

Hari ketiga cuaca lebih terang, bagi kami yang suka foto landscape merupakan anugerah, pagi itu dengan semangat kami menuju ke Balbulol (Xmas Tree). Disini spotnya luar biasa keren, batu karang menyerupai pohon natal, dan panorama underwater yang cantik dan Balbulol merupakan salah satu icon Misool, ada juga dane hole berbentuk love, pokoknya amazing;

Puas explore Balbulol kami melanjutkan ke pulau Gamfi untuk makan siang, dan trekking sedikit untuk melihat danau diantara laut dari atas bukit, pemandangan dari atas Gamfi juga tidak kalah kerennya, Perjalanan ditutup dengan trekking ke bukit Harfat Jaya, salah satu icon Misool yang lain, Trekking selama 30 menit ini telah menghabiskan sekian kalori, luar biasa , jalur sudah di rawat dan beberapa tempat ada tangga dan pegangan tangan, walaupun sederhana tapi sangat membantu, usaha yang melelahkan semua terbayar, pemandangan Raja Ampat Selatan terpapar sepanjang mata memandang. Cantik sekali seperti surga yang bocor ke bumi, laut yang gradasi biru dengan beberapa dane hole sungguh memikat, rasanya malas untuk kembali turun ke bawah, karena waktu sudah sempit dengan malas kami turun,

Sepanjang perjalanan pulang, speed kami meliuk liuk melewati tebing tebing karst yang cantik, salah satunya kami stop di spot Yapap, sebuah spot yang tidak kalah indahnya dengan batu batu yang menjulang seolah olah keluar dari laut, dengan dasar laut yang biru jernih seolah olah aquarium raksasa, sore itu kami habiskan dengan mandi dan snorkling sebelum kembali ke desa tempat kami istirahat,

Hari keempat di Misool, kami selain adventure, kami juga mampir ke SD Harapan Jaya, salah satu SD yang ada di desa tersebut, dan berbagi cerita dan memberikan motiviasi serta memberikan 2 dos besar buku dengan murid disana. Berinteraksi dengan mereka, mendengarkan apa yang menjadi cita2 mereka, diantara keterbatasan fasilitas, mereka tetap anak2 yang bersemangat,

Kami mendapat kesempatan mampir ke MER (Misool Eco Resort). Salah satu eco resort terbaik di dunia. Cuma mampir , karena biaya nginap disini selama 3 hari (minimal) infonya sekitar 15 – 20 jt per villa; Resort ini bekerjasama dengan penduduk untuk menjadikan laut di sekitarnya menjadi sangat dilindungi. No smoking, no fishing, dan no no lain berlaku disini. Tapi lautnya keren deh, begitu ditabur ikan kecil, wooww…. hiu dan ikan2 besar lainnya betebaran dan kita diperbolehkan ikut berenang dengan ikan ikan tersebut, selama traveller keliling indonesia, baru kali ini sensasi snorkling yang sungguh luar biasa, Makan siang kami bersantai di pulau Yele, snorkeling sepuasnya disini sampai sore, sampai tangan terasa beku karena tidak terasa terlalu lama karena keindahannya, dipulau ini juga kami bermain dengan baby hiu.
Pulang ke kampung kita ketemu dengan rombongan lumba2, keren sekali suasananya. Tidak sempat saya foto saking takjubnya, tapi akan terekam dengan indah di memori otak kita sepanjang masa.

Laut di sekitar Misool Eco Resort

Sebelum sampai di penginapan kami mampir ke desa sebelah untuk menikmati kelapa muda, bermain dengan anak anak di pantai bersih di depan kampung; Memuaskan diri sebelum besok kembali ke Sorong. Yang seru adalah waktu guide lokal kami mengajari menggunakan panah, dan membuat lomba memanah amatiran, ternyata banyak juga bakat terpendam dari peserta juga. Sebagian peserta ada juga yang belajar menggunakan perahu kayak, dan dilanjutkan dengan snorkeling. Akan tetapi karena ombak cukup besar rombongan lebih cepat kembali ke penginapan.

Malam harinya kami membuat acara hiburan dengan membuat kuis buat anak2 disana dengan hadiah coklat dan permen. pertanyaan simpel seputar Misool dan Raja Ampat, supaya mereka kenal dan mencintai daerahnya, dan pasti mengingatkan mereka untuk tidak membuang sampah sembarangan. Yg paginya mereka malu2 di sekolah, malam ini banyak yg mendekati saya dan bisik2 apa yg menjadi cita2 mereka besar nanti, satu hal yang saya salut adalah istri saya yang setiap habis magrib mengajari mengaji anak anak di musholla dekat tempat kita menginap, hampir tiap malam mereka menunggu Ibu untuk diajak mengajari mereka mengbaca alquran, walaupun hanya 5 malam tapi semangat dan kemajuan mereka belajar sungguh hebat, 2 jempol untuk istri tercintaku,

Hari kelima pagi jam 8 kami bersiap kembali ke Sorong, siap2 dengan perjalanan di laut selama 4 jam. Rombongan diantar oleh warga desa Misool terutama anak2 yg menjadi teman kami selama ini. Hampir 2,5 jam pertama perjalanan suasana ombak sangat besar, kami yang duduk dibelakang kapal sampai basah semua, Kapten Akbar yang mengarahkan kapal terlihat santai dan sesekali berkelakar mengingat suasana kapal yg mulai sunyi senyap, antara mabuk laut, dan sibuk merapal doa, karena ombak musim selatan benar benar sudah datang. Mendekati pulau Salawati ombak cukup tenang sampailah siang kita di Sorong, makan siang, dan check in hotel.

Malam hari kita menikmati kota Sorong, mampir ke toko oleh2, yang didominasi dengan koteka, tas, dan asesoris. Lanjut ke toko batik dengan motif Papua, dan terakhir ke toko Icon Raja Ampat. Desainnya bagus, harus beli untuk oleh oleh baju buat si kecil,

Hari ke enam atau hari terakhir, kembali ke kota masing masing, dengan oleh2 dan kenang2an yang indah selama di Misool, bersama dengan teman2 trip, guide, dan kru kapal yg luar biasa.

Tambahan info buat yang berminat ke Misool Raja Ampat, berapa biaya yang harus disiapkan.

  • Open trip dengan biaya 5,85jt per orang utk 6 hari 5 malam meeting point Sorong, include kapal, makan, penginapan, pin Raja Ampat, dan alat snorkelling (tetapi disarankan untuk bawa sendiri
  • Sharing cost dgn estimasi biaya (saya kumpulkan dr bbrp sumber) sewa kapal (kapasitas 20 orang) selama 5 hari sekitar 45jt, penginapan sekitar 450rb sehari 3x makan per orang
  • biaya lain2: Pesawat PP Balikpapan -Sorong 4-4,5jt, pin masuk Raja Ampat 500rb,plus tip buat kru dan guide lokal.

Tetap explore keindahan indonesia dengan bertanggung jawab,

Story & photo by : Abdul Aziz

About Author

client-photo-1
Pesona Indonesia

Comments

Leave a Reply