Perjalanan Explore Sumatera sampai ke Ujung Indonesia
Foto Perjalanan Explore Sumatera sampai ke Ujung Indonesia Pesona Indonesia - fototrip 14

Saya dan seorang teman saya yang bernama Meiliany sudah merencanakan untuk menjelajahi Pulau Sumatera dari mulai Padang hingga Sabang. Kami mulai menyusun itinerary perjalanan dan akhirnya kita putuskan untuk menjelajah selama 12 hari. Tujuan kami menjelajah Sumatera ini dalam rangka fotografi, kami mau motret keindahan alam Indonesia bagian barat dan juga mencoba kuliner khas Sumatera. Saya mulai mempersiapkan segalanya dari mulai hotel, transportasi, tiket pesawat yang sesuai dengan itinerary dan tentunya mencari tiket pesawat dengan harga yang murah kalau bisa gratis 😛 Karena jarak kami berjauhan, saya di Jogja dan sementara Meiliany di Singapura. Kami hanya bisa berdiskusi via Whatsapp dan email. Setelah 2 minggu kita berdiskusi untuk perencanaan Explore Sumatera ini. Akhirnya kita putuskan berangkat pada tanggal 9 – 19 Februari 2015. Meeting poin kami di Bandara Minangkabau, Padang. Saya mulai packing perlengkapan untuk Explore Sumatera selama 12 hari dan tentunya peralatan fotografi yang harus saya bawa.  Saya sudah tiba di Padang tanggal 8 Februari 2015 untuk mempersiapkan segalanya.

PADANG

Setelah sampai di Padang, saya di jemput oleh teman saya yang lama tidak bertemu. Kemudian menuju penginapan yang sudah saya booking jauh-jauh hari. Istirahat sebentar dan tak lupa kami mampir ke rumah makan Padang. Masakan Padang yang langsung dari sumbernya rasanya terasa berbeda dengan masakan Padang yang saya beli di Jogja. Kata teman saya, kalau masakan Padang mau terasa enak, bahan-bahan makanannya harus diambil dari tanah Padang. Percaya ga percaya sih, tapi yang penting makan.masakan padang_edit

Kemudian kami menuju Pantai Padang. Saya menunggu sunset disana sambil menikmati suasana Pantai Padang yang ramai pengunjung. Pada pukul 17.00, matahari mulai turun dan saya persiapkan peralatan fotografi saya. Tapi sayang sekali cuaca tidak mendukung, awan tebal menyelimuti matahari. Jadi foto saya tidak maksimal.

Pantai Padang_edit

201502_ES_PADANG_PantaiPadang_Edit

Setelah selesai motret sunset di Pantai Padang, saya dan teman saya menuju Jembatan Siti Nurbaya atau Muaro Padang. Disini tempat berlabuhnya kapal-kapal. Konon katanya  sebelum jembatan ini dibangun, transportasi dari seberang ke seberang sungai dilakukan dengan perahu kecil, yang di kota Padang, dikenal dengan nama ”Sampan”. Pada malam hari, ketika semua lampu dinyalakan dan memantulkan kombinasi berbagai warna ,maka air sungai Batang Arau seketika berubah menjadi sebuah cermin raksasa,yang membiaskan pesona yang amat indah. Kemudian saya siapkan peralatan fotografi saya untuk memotret moment ini.

Muaro Padang_edit

Karena kondisi perut masih kenyang gara-gara tadi makan masakan Padang yang bikin kenyang tahan lama. Saya dan teman saya kembali ke penginapan untuk beristirahat sambil sharing hingga larut malam. Kemudian Rahmat (teman saya satu lagi) datang ke penginapan, untuk bergabung dengan kami (saya dan caam). Dan kami mulai membahas tentang rencana ke Mentawai. Saya kemudian menghubungi Meiliany untuk memastikan persiapan dia sudah siap.

Hari pertama, 9 Februari 2015 (Pantai Nirwana)

Esok harinya kami sarapan di Lontong Sayur di dekat penginapan, Enak dan recommended, harganya 1 porsi Rp 12.000,- . Kami menuju Bandara Minangkabau untuk menjemput Meiliany dan langsung makan siang Padang lagi. Perut sudah kenyang dan stamina sudah fit, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Nirwana. Kami tiba disana pukul 15.00 dan ternyata matahari di indonesia bagian barat baru turun sekitar pukul 17.00 – 19.00 kita terlalu dini untuk motret sunset. “Kenapa kalian ga bilang?” Tanya saya kepada kedua teman saya dan mereka hanya tertawa saja. Daripada kita hanya duduk manis dan ngobrol, akhirnya kita explore pantai itu. Ada seorang ibu-ibu sedang mencari rumput laut (kalau tidak salah). Kami memotretnya karena ini adalah objek Human interest.

HI Pantai Nirwana_Edit

Kemudian kami mulai motret terus sampai menunggu matahari turun. Pada saat itu kondisi cuaca tidak mendukung karena kabut tebal memeluk matahari. Tapi ini tidak menurunkan keinginan kita untuk memotret. Kami berjalan kaki menyusuri pantai Nirwana, dan mata kami tertuju kepada kapal karam yang berada di pinggir pantai. Sepertinya kapal ini menjadi spot umum untuk para fotografer yang kesini.

201502_ES_PADANG_PantaiNirwana1_edit

201502_ES_PADANG_PantaiNirwana_edit

201502_ES_PADANG_PantaiNirwana2_edit

_SAM6973 copy

Setelah selesai memotret, kita makan malam di Fuja Seafood letaknya di pinggir Pantai Padang. Saran saya, tanya dulu harganya sebelum pesan makanan untuk memastikan makanan sesuai budget anda. Tapi jangan heran dengan rasanya, enak! Karena disini ikannya masih segar dan langsung di ambil dari laut. Kami makan berempat dengan 2 ikan besar dan lain-lain seharga Rp 250.000. Setelah perut kenyang dan stamina sudah mulai menurun. Kami kembali ke penginapan untuk istirahat dan persiapan untuk trip selanjutnya.

Fuja Seafood_edit

Hari kedua, 10 Februari 2015 (Jembatan Siti Nurbaya, Lembah Anai, Rumat adat Minangkabau, Pengrajin tradisional Songket, Puncak Lawang)

Pukul 05.00 kami sudah siap di Jembatan Siti Nurbaya untuk memotret Muaro Padang. Saya kemarin sudah motret disini pada saat malam hari, tapi sekarang waktu dan angle yang berbeda dari sebelumnya. Kami memotret dari atas jembatan menghadap ke Muaro Padang. Banyak kapal-kapal yang berlabuh disini.

201502_ES_PADANG_MuaroPadang1_edit

Muaro Padang1_edit

Setelah selesai, kami semua persiapan check-out untuk melanjutkan perjalanan ke Padang Panjang. Pada saat perjalanan, kami singgah dulu di Air Terjun Lembah Anai. Kami tidak perlu masuk ke hutan-hutan karena lokasinya terletak tepat di pinggir jalan raya trans Sumatera yang menghubungkan Kota Padang dengan Bukit Tinggi, tepatnya di Nagari Singgalang, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatra Barat. Bebatuan yang licin membuat kita harus berhati-hati dalam melangkah agar tidak terpeleset. Akhirnya kita sampai di posisi yang cocok buat motret. Kami pasang tripod dan kemudian Meiliany terpeleset, dan kamera 5D Mark III dan lensa L-Series 16-35 mm masuk kedalam air. Kami langsung panik dan pertama yang diselamatkan adalah kameranya hahaha. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke mobil. Kami mencoba mengeringkan lensanya dan kamera, untung saja hanya lensanya saja yang eror (Info terbaru dari Meiliany, lensa 16-35mm masih garansi dan sekarang kembali normal). Saya sempat memotret sebentar pemandangan Air Terjun Lembah Anai.

201502_ES_PADANG_LembahAnai_Edit

Kami melanjutkan perjalanan menuju Rumat Gadang Minangkabau di Padang Panjang. Kebetulan ada model gratis, ada beberapa tamu dari Jakarta yang memakai baju adat minang. Didalam adalah pusat dokumentasi dan informasi kebudayaan Minangkabau.

Rumah adat minangkabau_edit

Rumah adat minangkabau1_edit]

Kemudian kami  menuju sate Padang Mak Syukur yang legendaris itu untuk mengisi perut yang mulai kosong siang itu. Harga satu porsi kalau tidak salah ingat sekitar Rp 12.000 – 15.000 / porsi, tapi rasanya bener-bener bikin puas lidah. Kuah sate berlimpah dan penuh daging.

Mak sukur_edit

Setelah perut kenyang, kami menuju pengrajin songket tradisional di Pandai Sikek. Disana kami bertemu dengan sang pembuat tenun, dia sudah 15 tahun bekerja sebagai pembuat tenun. Sekarang pembuat tenun songket sudah mulai menghilang, mereka sekarang lebih senang bekerja di sawah. Karena kalau membuat songket butuh waktu sekitar 2 – 4 minggu untuk jadi 1 songket. Dan efek samping dari membuat tenun songket adalah kondisi mata tidak bisa melihat benda yang jauh, karena sehari-hari sang pembuat tenun songket melihat kerumitan benang dalam jarak yang dekat. Maka dari itu harga Songket Padang termasuk mahal, karena proses pembuatannya yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Mereka juga mengeluhkan dengan adanya mesin-mesin pembuat tenun songket yang otomatis, itu membuat hasil karya pembuat tenun tradisional menjadi kurang diminati. Karena pembuat tenun songket otomatis bisa membuat songket dalam waktu 1 minggu atau bahkan kurang.

Pembuat tenun (5)_edit

Pembuat tenun (4)_Edit

Pembuat tenun (1)_edit

Pembuat tenun (6)_edit

Pembuat tenun (2)_edit

Pembuat tenun (3)_edit

Simak perjalanan selanjutnya disini

About Author

client-photo-1
AdventureTours

Comments

Leave a Reply